FORMALIN
atau FORMALDEHID
Zat kimia yang
digunakan sebagai pengawet dapat berupa zat organik dan anorganik. Zat organik
lebih sering digunakan untuk pengawet karena mudah dibuat. Zat organik yang
biasanya digunakan adalah asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, asam asetat
(cuka) dan epoksida. Asam benzoat atau garam natriumnya sering digunakan
untuk bahan makanan dengan kondisi asam, seperti minuman buah, sari apel,
minuman berkarbonat, acar, dan sambal tomat. Bahan ini digunakan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 � 4,0. Asam benzoat secara alami terdapat
dalam rempah-rempah dan kayu manis. Cuka atau larutan 4% asam asetat
biasa digunakan untuk mencegah pertumbuhan kapang dalam roti.
Zat pengawet
anorganik yang digunakan adalah sulfit, nitrat dan nitrit. Garam nitrit dan
nitrat (NaNO3 atau NaNO2, dengan nama dagang sendawa
Chili) biasanya digunakan untuk memperoleh warna daging yang baik dan
menghambat pembentukan toksin oleh Clostridium botulinum. Namun
demikian, penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet dapat membahayakan, bila
terjadi ikatan antara nitrit dengan amino atau amida yang dapat membentuk
turunan nitrosamida (senyawa karsinogen nitrosamina) yang bersifat toksik
(racun) dan dapat menimbulkan kanker pada hewan. Oleh karena itu
penggunaan nitrit hendaknya dibatasi. Zat pengawet yang paling aman
digunakan adalah pengawet alamiah seperti gula, garam dapur, dan asam
jawa.
Secara garis besar zat pengawet
dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
1.
GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami,
sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali.
2.
ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan
hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
3.
zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, karena berbahaya seperti
boraks dan formalin.
Akhir-akhir ini
beredar informasi di masyarakat dimana terjadi penyalahgunaan penggunaan zat
aditif terutama zat pengawet pada produk pangan yang sesungguhnya tidak
sesuai dengan penggunaannya dan zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya
penyakit kanker. Sebagai contoh yaitu penggunaan boraks dan formalin
dalam makanan sehari-hari seperti baso, mie basah, ikan asin dan tahu.
A.
Formalin atau Formaldehid
Formalin
merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan
ini biasanya digunakan sebagai antiseptic, germisida, dan pengawet. Formalin
mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah : Formol, Methylene aldehyde,
Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform,
Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan,
Trioxane, Oxymethylene dan Methylene glycol. Di pasaran, formalin bisa
ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid
10-40 persen.
1. Sifat-sifat Formalin
Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti
pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya.
Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi
substitusi
aromatik elektrofilik
dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena.
Dalam keberadaan katalis basa,
formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana
atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida
berbeda dari sifat gas ideal,
terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi
oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta
diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
Ø Sifat
fisika dan kimia
- Tampilan:
cairan jernih (tidak berwarna)
- Bau:
berbau menusuk, keras
- Kelarutan:
sangat larut
- Berat
jenis dan pH: 1.08 dan 2.8
- Volatilasi
(21oC): 100
- Titik
didih dan titik cair: 96oC dan –15oC
- Kepadatan
uap (1 atm): 1.04
- Tekanan
Uap: 1.3 @ pada 20oC
2. Produksi
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik
metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum
serta vanadium. Dalam sistem oksida
besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida,
berdasarkan persamaan kimia
Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam
temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan
ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti
yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi.
Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan
menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm.
Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan
dari konversi etanol,
yang secara komersial tidak menguntungkan.
3. Kegunaan
Formaldehid juga dipakai untuk reaksi kimia yang bisa
membentuk ikatan polimer, dimana salah satu hasilnya adalah menimbulkan warna
produk menjadi lebih cerah. Sehingga formalin dipakai di industri plastik.
bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca. Sehingga formalin juga
banyak dipakai di produk rumah tangga seperti piring, gelas dan mangkuk yang
berasal dari plastik atau melamin.
Barang-barang tersebut bila digunakan dalam keadaan dingin
sebenarnya tidak berbahaya. Tetapi sangat berbahaya bila wadah-wadah ini
dipakai untuk menaruh bahan makanan panas seperti membuat minuman teh, kopi,
atau makanan berkuah panas.
® Kegunaan Formalin
v Pengawet mayat
v Pembasmi
lalat dan serangga pengganggu lainnya.
v Dalam
konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, pasta gigi, dan pembersih karpet.
® Penggunaan yang salah
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan
sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang
salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola
pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering
diketahui mengandung formalin misalnya:
Ø Ikan segar : Ikan
basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah
segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
Ø Ayam potong : Ayam
yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
Ø Mie basah : Mie
basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan
yang tidak mengandung formalin.
Ø Tahu : Tahu yang bentuknya sangat
bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.
4. Pengaruh terhadap badan
Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan,
yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin
dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik,
mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam
tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga
mengandung formalin.
formaldehida yang terhisap bisa
menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang
menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta
kegerahan. Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum,
bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi
asam format yang
meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai
kepada kematiannya.
Di dalam tubuh, formaldehida bisa
menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang
menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga
dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi
yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti
yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar
zat tersebut.
Ø Penanganan / Pertolongan Pertama
Terhisap:
Pindahkan korban pada udara bersih.
Apabila tidak bisa bernapas beri napas buatan. Jika sulit bernapas beri
oksigen, kemudian panggil dokter.
Tertelan:
Berilah susu, arang aktif atau air.
Setiap bahan organik dapat menonaktifkan formalinjaga tubuh korban agar tetap
hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga agar kepala lebih rendah dari pinggul.
Kontak
kulit: segera
cuci dengan air paling tidak 15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Kontak
mata: segera
cuci dengan air selama 15 menit kemudian panggil dokter.
Daftar pustaka